Minggu, 04 Agustus 2019

Riya, Riba dan Ghiba

Sudah lama saya ingin ngepost tulisan ini dan setelah mengumpulkan materi dari berjuta sumber akhirnya tertuanglah postingan berupa "Riya', Riba dan Ghibah". Judulnya beda-beda tipis yah, saya saja sulit membedakannya. Tapi karena kesulitan itulah makanya saya permanenkan dalam bentuk tulisan biar artinya melekat dalam pikiran. Yang pastinya antara riya', riba dan ghibah merupakan tiga dari milyaran sifat tak terpuji yang dapat menjerumuskan kita kedalam lubang neraka. Betapa ngerinya kan?
Oke good people semua, kita bahas satu satu aku sayang ibu, dua dua juga sayang bapak, tiga tiga sayang adik kakak, satu dua tiga kita mulai. 

1. Riya'
     Dia cantik, shaleha, baik hati dan suka menabung. Gadis desa berambut panjang idolanya semua idola, namanya Ria. Kedengarannya mirip-mirip memang satunya Ria satunya lagi riya'. Kalau Ria adalah gadis yang baik terus kalau riya'?
Riya' merupakan salah satu sifat yang tidak baik. Riya adalah hasrat untuk mendapatkan pujian dari orang lain agar dikenal, dihormati ataupun dihargai dengan cara memamerkan atau menonjolkan setiap amal kebaikan yang dilakukan. Riya merupakan penyakit hati yang tidak jelas yang bisa muncul kapan dan dimanapun kita berada. Riya dapat mengakibatkan habis semua amalan kita sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah  ayat 264 yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia".
     Dari firman Allah tersebut, bisa dikatakan bahwa riya' dosa yang tak terasa. Misalnya awalnya kita melakukan shalat sunah dhuha itu ikhlas karena Allah, ketika tidak ada siapa pun. Lalu, melihat ada orang yang kita sukai melintas di hadapan kita, niat yang ikhlas itu menjadi gugur, karena kita memiliki rasa ingin dilihat oleh orang itu dan mendapatkan pujian darinya. Contoh lain, dalam barisan duduk berjamaah sambil mendengarkan ceramah lewatlah celengan dihadapan kita, awalnya ingin memasukan pecahan 5.000 tapi tiba-tiba memasukkan pecahan 50.000 karena disamping kita duduk seorang bupati. Hal itulah yang harusnya kita hindari. Mengapa? Untuk apa kita beribadah kepada Allah, tapi niat kita hanya untuk makhluk? Sia-sia.
     Menghindari sikap riya’ memang bukanlah perkara mudah. Karena pada dasarnya sifat manusia itu senang dipuji. Hanya orang-orang tertentu berhati ikhlas yang bisa menghindari sifat riya’. Nah, berikut ini beberapa cara menghindari riya’ yang bisa kita terapkan:
  •  Niat, ikhlas karena Allah
  • Sembunyikan amal kebaikan kita layaknya menyembunyikan aib
  • Hidup dengan sederhana
  • Selalu ingat bahaya riya' sebagaimana dalam Q.S Al-Baqarah : 264

2. Riba
         Melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian dengan presentase dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam disebut riba. Membahas masalah riba enggak cukup kalau hanya samapi 1000 halam blog. Singkat cerita riba adalah bunga bank. dalam islam, mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman hukumnya haram sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang artinya ".....padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba...". 
    
Tanpa kita sadari riba banyak dijumpai dalam kehidupan sehar-hari. Misalnya Si A meminjamkan uang sebesar 5 juta ke Si B dengan syarat bunga 20% selama 6 bulan (read: 1 juta). Sehingga saat pembayaran Si A dan Si B telah memakan riba sebesar 1 juta. Contoh lain, pengguna kartu kredit membeli kulkas senilai 3 juta namun pada saat jatuh tempo pengguna kartu kredit tidak mampu melunasinya sehingga diharuskanmembayar bunga atas tunggakannya.



Bahaya riba dalam islam yaitu:
  • Hartanya tidak berkah, sebagaimana dalam firman Allah “Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah.” (QS. Al-Baqarah: 276)
  • Doa yang tidak terkabulkan. Makanan dan minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan oleh yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan Allah?” (HR Muslim).
  • Riba menjadi bahan bakar api neraka. "...sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram, akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR.Tirmidzi) 
  • Riba itu mempunyai 70 tingkatan, yang paling ringan adalah seperti seseorang yang berzina dengan ibunya. (HR. Ibnu Majah)
  • Dosanya lebih berat daripada zina. Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui bahwa di dalamnya adalah hasil riba, dosanya itu lebih besar dari melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali”. (HR Ahmad). '"riba itu ada 73 pintu (dosa). yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri" (HR. Al Hakim)
  • Mendapatkan siksa neraka yang pedih. Disebabkan mereka memakan riba padahal sesungguhnya mereka telah dilarag daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk mereka itu siksa neraka yang pedih”. (QS An Nisa : 161). 
     Adapun cara untuk menghindari riba adalah:
  • Mengenali bahaya akan riba
  • Berhutang pada lembaga khusus (syariah)


3. Ghibah
     Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya pun bermacam-macam. Diantaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok. Menurut sebagian ulama, bahwa sekalipun yang dipergunjingkan adalah kebaikan namun apabila yang bersangkutan tidak berkenan atau ridha maka hal tersebut pun bisa dikategorikan sebagai Ghibah. Bahasa trend dari ghibah adalah GOSIP. 
Allah swt. berfirman dalam surat Al- Hujarat Ayat 12 yang artinya "Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
    


Banyak alasan sesorang yang menyebabkan atau terpancing uantuk berghibah antara lain:
  • Rasa dengki dan iri. Bermula dari sifat tersebut sesorang tidak sadar menyampaikan amarahannya kepada orang lain.
  • Rasa ingin menunjukkan kelebihan diri sendiri dengan mengejek orang lain
  • Rasa dengki terhadap pencapaian orang lain
  • Kekhawatiran akan dicela orang lain sehingga perlu lebih dulu mencelanya agar mendapat dukungan orang lain.
  • Mendukung atau menyesuaikan pembicaraan orang lain
  • Sekadar bersenda gurau, mungkin maksudnya sebagai lelucun namun tanpa sadar lelucon itu dapat menyakiti perasaan orang lain.
     Dengan mengingat bahaya ghibah diatas mudah-mudahan dapat membantu kita untuk menjauhi sifat tersebut. Selain itu, kita dapat menghindari pembicaraan yang terlalu lama karena pembicaraan yang terlalu lama dapat mengarah ke perbuatan ghibah. Jika berada dalam sekumpulan orang yang menceritakan aib orang lain, langsung pergi saja karena dosa orang yang dibicarakan itu akan berpindah ke orang yang menceritakan dan pahala orang yang berghibah akan berpindah ke yang dighibahi. Naudzubillahi min dzalik.
      
     Itulah bahaya dari sifat riya, riba dan ghibah. Riya adalah hasrat agar dipuji orang lain, riba adalah melebih-lebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian dan ghibah adalah mebeberkan aib orang lain. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari ketiga sifat tak terpuji itu, diantaranya memperbanyak syukur kepada Allah, berdzikir dan beristigfar guna memohon ampun dan perlindungan Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar